MEMACU MINAT MEMBACA SISWA SEKOLAH DASAR
Abstrak
Penulis ingin mengajak rekan-rekan guru terutama di sekolah
dasar untuk memberikan pelajaran Bahasa Indonesia dengan benar. Siswa-siswa
jangan hanya dijejali dengan pengetahuan bahasa saja tapi melalui pelajaran
Bahasa Indonesia siswa dibimbing untuk terampil menggunakan bahasa.
Guru membimbing siswa untuk terampil/mempunyai kompetensi
dalam mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Semuanya ini berguna untuk
menunjang mata pelajaran ini.
Yang akan dibahas dalam tulisan ini keterampilan membaca
sebagai langkah awal untuk membangkitkan minat baca siswa.
Marilah disadari bahwa dalam mengajar siswa untuk membaca
bukan hal sepele, yang dapat diabaikan begitu saja, yang dapat diberi tugas
lalu kelas ditinggal, lalu guru datang lagi dengan “segudang” pertanyaan.
Karena itu, marilah belajar bersama untuk mempelajari jenis-jenis membaca
sehingga dapat memacu siswa untuk dapat gemar membaca dan menjadi pelajaran
membaca sesuatu yang menyenangkan.
Kata Kunci: Membaca, Bahasa Indonesia, Minat
A. PENDAHULUAN
Salah satu bidang garapan pengajaran bahasa di sekolah dasar
adalah keterampilan membaca yang didasari oleh kemampuan membaca. Mampu membaca
tidak berarti secara otomatis terampil membaca. Akan tetapi terampil membaca
tidak mungkin tercapai tanpa memiliki kemampuan membaca. Tapa memiliki
kemampuan membaca yang memadai sejak dini, siswa juga akan mengalami kesulitan
belaja di kemudian hari. Kemampuan membaca menjadi dasar utama tidak saja bagi
pengajaran bahasa itu sendiri, tetapi juga bagi mata pelajaran lain. Dengan
membaca, siswa akan memperoleh pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi
pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial dan emosionalnya. Membaca bagi
manusia sebenarnya merupakan kebutuhan mendasar seperti kebutuhan manusia akan
makanan, pakaian dan lain sebagainya.
Sebagian besar orang Indonesia belum sampai pada tahap
menjadikan kegiatan membaca sebagai kebutuhan yang mendasar. Padahal membaca
sangat perlu. Dengan membaca seseorang dapat memperluas wawasan dan
pandangannya, dapat menambah dan membentuk sikap hidup yang baik, sebagai
hiburan serta menambah ilmu pengetahuan, dengan membaca dapa dihidari sikap
picik dan fanatisme yang negative.
Mengingat pentingnya peranan membaca tersebut bagi
perkembangan siswa maka guru perlu memacu siswanya untuk membaca dengan benar
dan selektif. Secanggihatau sebaik apapun suatu metode membaca tidak akan
berhasil jika gurunya tidak mampu melaksanakannya serta hasilnya pun tidak
sesuai dengan harapan. Karena itu peranan guru sangat mendukung keberhasilan
siswanya.
B. PEMBAHASAN
1. MANFAAT MEMILIKI
MINAT BACA
Minat dan kebiasaan membaca perlu dikembangkan secara
terprogram dan terencana. Anak memiliki berbagai ptensi yang dapat dan perlu
dikembangkan, terutama petensi “ingin tahu”. Anak memmang serba intin tahu, hal
ini perlu disaurkan secara positif. Rasa ingin tahu anak dapat dikembangkan
melalui buku. Untuk menjadikan anak menyenangi buku perlu dimulai dan dipupuk
sejak dini, sejak TK atau masuk SD.
Kondisi anak didik saat ini umunya kurang menyenangi buku,
minat baca tidak menonjo, dan mereka lebih suka menonton televise. Membaca
dilakukan terbatas pada buku-buku pelajaran pokok yang digunakan di sekolah.
Itu pun bagaikan terpaksa, karena akan diadakan ulanga, atau karena guru member
pekerjaan rumah. Ketekunan membaca hanya dimiliki beberapa orang anak saja di
sekolah. Akibatnya pengetahuan anak sangat terbatas, penguasaan bahasa menjadi
lambat bahkan kemampuan menangkap isi bacaan juga rendah. Ini harus dijadikan
suatu tanda dan peringatan bagi guru dan orang tua, bahwa “minat baca” anak
harus dipupuk, dikembangkan. Apabila menat baca “tinggi” guru akan lebih mudah
dan ringan dalam melaksanakan tugasnya. Anak-anak akan lebih aktif, mencari dan
menggali pengetahuan. Anak akan mengisi sendiri wadah rasa “ingin tahuny”.
Suasana kelas akan lebih hidup, anak belajar aktif dikelas dan belajar akan
lebih mempunyai makna.
Menurut seorang ahli, “katakanlah kepada saya apa bacaan
anda, saya akan segera dapat menilai sikap anda”. Ungkapan itu bermakna bahwa
pribadi seseorang dapat dikenal melalui bacaannya karena bahan bacaan dapat
membentuk kepribadian. Oleh karena itu perlu mengajari anak untuk selektif
dalam memilih bacaannya.
Dalam memasuki era globalisasi pada saat ini, peran membaca
sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan membaca diperlukan untuk
mencapai kemajuan dan kesuksesan di bidang politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
Derasnya arus informasi dan komunikasi dewasa ini menyebabkan apa yang kit
ketahui hari ini, tentang kemarin, mungkin tadi pagi atau tadi malam telah
berubah.
Pengembangan minat baca ini perlu ditinkatkan secara
berkesinambungan agar terbentuk masyarakat yang berbudaya membaca. Khususnya di
negar ini, cara yang efektif popular untuk memperoleh informasi adalah melalui
bacaan. Oleh karena itu sejak dini masyarakat perlu dimotivasi agar senang dan
biasa membaca.
Pada guru harus empunyai kemampuan dan kemauan untuk membaca
sehingga dlam melaksanakn proses pembelajaran guru tidak hanya mengandalkan
ilmu yang perna dipelajarinya sebelaum menjadi guru. Apabila guru menganggap
bahwa ilmu yang dimilikinya sudah memadai dan tidak mengikuti perkembangan ilmu
itu, maka dapat menimbulkan konflik antara guru dengan anak didik, karena
materi yang diajarkan kepada anak didik mungkin sudah “basi”. Hal ini
sebenarnya tidak perlu terjadi bila guru senantiasa mengikuti perkembangan
zaman dengam membaca.
Sebenarnya tujuan dari pengemganan minat baca ini antara
lain untuk:
1. Mendorong minat
dan kebiasaan membaca agar tercipta masyarakat yang berbudaya membaca;
2. Meningkatkan
layan perpustakaan;
3. Menciptakan
masyarakat informasi yang siap berperan serta dalam semua aspek pembangunan;
4. Memiliki
pengetahuan yang terkini, bukan yang sudah “basi”;
5. Meningkatkan
kemampuan berpikir; dan
6. Mengisi waktu
luang.
7. Minat baca dapat
ditumbuhkan dan dikembangkan, sehingg menjadi kebiasaan melalui penguasaan teknik
membaca yang tepat. Teknik membaca yang tepat dapat membuat membaca lebih
efisien, efektif, serta menarik.
2. TEKNIK-TEKNIK
MEMBACA DAN LANGKAN-LANGKAH PELAKASANAAN
Membaca permulaan bertujuan memerikan kemampuan dasar untuk
membaca yaitu siswa mengenal/mengetahui huruf dan terampil mengubah huruf
menjadi suara. Yang akan dibahas dalam tulisan ini buknan lagi tentang teknik
membaca permualaan (kelas 1 dan 2 SD), tapi akan dibahas tentang teknik membaca
lanjutan (dimulai di kelas tiga sekolah dasar). Tujuan membaca lanjutan ialah
untuk memperoleh informasi secara tepat, cepat dan lengkap.
Tekni Membaca Lanjutan
Berikut ini akan dibahas enam teknik memaca lanjutan yang
perlu diketahi guru, yang berguna untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
membaca.
a. Membaca Teknik (Membaca Bersuara)
Kurikulum 2004 tertera membaca teks bersuaru, teks agak
pende, teks agak panjang, atau teks panjang (diliha dari kompetensi yang ingin
dicapai). Membaca tkenis bertujuanuntu menambah kelancaran siswa mengubah
lambing-lambang tertulis menjadi suara atau ucapan yang mengandung makna.
Membaca teknis menekankan pada segi “menyuarakan yang dibaca”. Pada tahapini
guru harus hati-hati dan mengawasi bagaiman menyuarakan lambing tertuli itu.
Membaca teknismasih merupakan bagian terbesar dari kegiatan membaca di kelas I
dan II sekolah dasar. Kegiatan membaca teknis makin menurun frekuendinya pada
kelas tinggi sekolahdasa dan kegiatan membaca ini lebi ditujukan untuk
memelihara dan melatih kemampuan membaca. Contoh membaca teknis ialah orang
membacakah berita di televisi atau radio, membacakan puisi atau membacakan
dongeng. Semua itu membutuhkan teknik membaca.
Dalam membaca teknis yang perlu diperhatikan adlah pelafalan
vocal maupun konsonan, nada/lagu ucapan, penguasaan tanda-tanda baca,
pengelompokan kata/frase ke dalam satuan-satuan ide, kecepatan mata, dan
ekspresi.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan membaca
teknis adalah sebagai berikut:
1. Siswa diberi
waktu 5 minit untuk membaca bacaan yang disajikan dengan caranya sendri. Tujuan
kegiatan ini agar siwa mempunyai gambaran umum tentang bacaan yang akan dibaca,
siswa juga dapat mempersiapkan cara mengucapkan kata-kata tertentu atau
menentukan pemenggalan kalimat.
2. Siswa diberi
kesempatan menanyakan kata-kata yang dianggap baru atau sulit, yang belum
diketahui maknanya supaya siswa terbantu dalam menghayati maksud bacaan
3. Melakukan
tanya jawab dan guru menjelaskan struktur kalimat yang dianggap baru atau
sulit, termasuk cara memenggal dan mengucapkan kalimat.
4.Guru
memberikan contoh membaca yang baik dengan menonjolkan lafal kata, pemenggalan,
lagu kalimat dan ekspresi. Contoh ini dapat pula dilaksanakan dengan jalan
menunjukkan dua atau tiga orang siswa yang dianggap cakap dalam membaca.
5. Mengadakan
tanya jawab ringan tentang isi wacana, berurutan dari paragraph pertama sampai
dengan terakhir. Cara ini bermanfaat untuk menolong siswa dalam menghayati
maksud wacana yang disajikan, sebelum siswa mendapatkan giliran membaca.
6. Setelah itu
guru memberikan giliran membaca kepada beberap siswa, sambil memperbaiki
kesalahan yang dilakukan siswa.
Pelajaran membaca teknis merupakan bagian dari pelajaran
bahasa Indonesia dalam keterampilan membaca, karenaitu tidak dibenarkan menggunakan
satu pertemuan hanya untuk membaca teknis. Untuk menhindari kebebosanan setelah
memberikan giriliran kepada sekitar 5 atau 6 orang siswa, dilanjutkan dengan
keterampilan bahasa yang lain, misalnya keterampilan berbicara atau keterapilan
munulis, dengan menuliskan kesimpulan bacaan tersebut.
b. Membaca Dalam Hati
Membaca dalam hati ialah cara tau teknk membaca tanpa suara.
Jenis membacaini perlu lebih ditekankan kepada pemahaman isi bacaan. Dalam
kurikulum 2004 tertera membaca sekilas, membaca memindal, membaca intensif dan
membaca ekstensif. Membaca jenis ini dapat digolongkan kedalam membaca dalam
hati. Membaca dalam hati berbeda dengan membaca teknis. Mambaca dalam hati
lebih banyak menggunakan kecepatan gerak mata, sedangkan membaca teknis lebih
banyak menggunakan gerakan mulut. Mengingat dalam hati lebih cepat menanggapi
apa yang dibaca, maka membaca dalam hati lebih cepat prosesnya daripada membaca
teknis. Karena itu dalam kehidupan membaca/wacana apapun. Jangan biarkan siswa
membaca menggunakan ujung jari atau mulut yang berkomat-kamit, karena kegiatan
ini akan menghambat kecepatan siswa dalam membaca.
Membaca dalam hati dapat diperkenalkan sejak siswa berada
dikelas II sekolah dasar, tapi secara intensif diberikan pada siswa kelas III
dengan tujkuan membaca dalam hati ialah melatih kemampuan siswa dalam memahami
isi wacan/bacaan. Membaca dalam hati cocok untuk keperluan studi dan menambah
ilmu pengetahuan/informasi. Setelah siswa membaca diberi tugas untuk menjawab
pertanyaan, bacaan ditutup. Guru hendaknya tidak hanya member pertanyaan
ingatan, atau sebaliknya hanya memberi pertanyaan pikiran saja. Pertanyaan
ingatan menanyakan tentang isi bacaan, sedangkan pertanyaan pikiran untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam memaham/menanggapi seluruh isi bacaan. Pada
saat awal siswa dikenalkan dengan membaca dalam hati, pertanyaan yan diberikan
berupa pertanyaan ingatan. Makin mengkatkan kelasnya, pertanyaan pikiran harus
mendapat perhatian gauru, sebab dengan cara ini akan lebih mendorong siswa
untuk giat membaca.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakn membaca
dalam hati adalah sebagai berikut:
1. Guru
menerangkan kata-kata yang diperkirakan sulit atau baru bagi siswa. Sebagai
variasi dan menghindarkan ketergantungan siswa terhadap penjelasan guru, dapat
ditempuh dengan jalan memberikan daftar kata-kata sulit atau kata-kata baru dan
siswa dilatih mempergunakan kamus untuk mencari kata-kata tersebut
2.Guru member
waktu 15 menit untuk membaca dalam hati suatu bacaan yang disajikan, sebaiknya
bacaan yang berisi masalah baru. Waktu yang disediakan tergantung pada panjang
pendeknya bacaan tersebut.
3. Setelah
waktu yang ditentukan habis, siswa disuruh untuk menutup bacaan yang sudah
dibaca, untuk menghidari siswa membaca kembali bacaan tersebut pada waktu ia
menjawab pertanyaan bacaan.
4. Guru
memberikan pertanyaan mengenai bacaan, baik petanyaan ingatan maupun pertanyaan
pikiran. Jawaban dapat disampaikan secara lisan untukmelatih keberanian siswa
berbicar. Dapat pula secara tertulis untuk melatih kecermatan siswa dalam
menulis.
Dalam praktek sehari-hari setelah langkah-langkah di atas
dilakukan, biasanya dilanjutkan dengan membaca teknis atau membaca bahasa.
Catatan:
1. Merupakan cacat
membaca dalam hati bila:
2. Membaca dengan
suara berbisik/bergumam
3. Bibir
bergerak-gerak
4. Kepala
bergerak-gerak kekiri dan kekanan mengikuti baris-baris bacaan atau
5. Menunjuk dengan
jari, pensil, dan lain-lain
c. Membaca Cepat
Dalam kurikulum 2004 tertulis membaca intensif, membaca
sekilas, dan membaca ekstensif. Semuanya itu dapat masuk ke dalam jenis membaca
cepat. Tujuan yang hendak dicapai melalui membaca ceapt ialah melatih kecepatan
gerakan mata pera siswa pada saat membaca. Membaca cepat perlu diajarkan kepada
para siswa, karena pada saatnya kelak siswa harus dapat membaca suatu
pengumuman, pemberitahuan, berita, dan tulisa-tulisan lain dalam waktu yang
cepat.
Dalam kehidupan sehari-hari membaca cepat sangat dibuthkan
karena pada abad informasi ini kita dihadapkan pada berbagai sumber informasi
yang sangat banyak jumlahnya dan tentunya kita tidak tertinggal informasi. Pada
tahap permulaan mengenalkan membaca cepat kepad siswa kelas II dan IV sekolah
dasar, bahan bacaan hndaknya yang pernah dibaca siswa supaya tidak terhambat
oleh istilah yang belum dikenal. Pada kelas ini para siswa sudah mampum membaca
dengan baik dan lancer. Sedangkan paa kelas V dan VI dapat dilakukan 3(tiga)
kali dalam sebulan karena mustahil seseorang dapat membaca cepat tanpa latihan
yang intensif dan berkesinambungan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan membaca
cepat adalah sebagai berikut:
1. Untuk
menghindari pemusatan perhatian dan melangkh mundur, guru membicarakan bagian
yang diperkirakan sulit
2. Siswa diberi
kesempatan membaca suatu bacaan dengan cepat dalam waktu yang ditentukan
3. Siswa diberi
tugas menyebutkan/menulis bagian bacaan yang penting, mungkin berpa kata kunci,
kalimat, atau paragaraf
4. Pada bagian
akhir membaca cepat, guru memberikan tes untuk mengetahui sejauh mana siswa
dapat menangkap isi bacaan.
5. Kalau seorang
siswa dapat membaca cepat namun tidak memahami isi bacaan tersebut, maka tujuan
membaca cepat tidak tercapai.
Catatan:
§ Untuk mengetahui kecepatan rata-rata membaca siswa
hitunglah dengan rumus:
Jumlah kata yang
dibaca
x 60 =
kata/menit
Jumlah detik waktu
membaca
§ Untuk menghitung kecepatan efektif:
Jumlah kata yang
dibaca
____________________ x % pemahaman isi bacaan= kata/menit
Waktu tempuh data
Contoh:
Siswa yang berhasil membaca 600 kata dalam tempo 2 menit dan
berhasil menjawa 3 buah pertanyaan bacaan dengan benar dari 5 soal yang
tersedia, artinya kecepatan efektif siswa tersebut= 300 kata x 60% = 180 kata
per menit.
d. Membaca Bahasa
Membaca memindai, dalam kurikulum 2004, dapat digolongkan
dalam membaca bahasa.
Tujuan yang hendak dicapai dengan membaca bahasa ialah untuk
menambah ketrampilan siswa dalam menggunakan makan bahasa, makna kalimat/ kata
yang diguanakn dalam konteks kalimat tertentu, penggunaan suatu kata dalam
konteks yang berbeda-beda, ketepatan penggunaan imbuhan, tanda baca, dan
susunan kata/kalimat. Membaca bahasa sudah dapat diajarkan kepada siswa kelas
III sekolah dasar, sebab pada tahap ini siswa sudah mulai lancer membaca.
Mula-mula bahan yang dibaca adalah bacaan yang pernah diajarkan kepada siswa,
kelas IV, V dan VI guru perlu mencari bacaan lain yang belum pernayh diajarkan.
Dalam kegiatan membaca bahasa, guru perlu menanyakan:
1. Arti kata yang
digunakan dalam pelajaran dan penggunaan kata tersebut dalam kalimat lain
2. Tepat atau
tidaknya pemakaian kata dalam situasi yang digambarkan dalam suatu pelajaran
3. Pengguanaan
awalan, akhiran, dan sisipan
4. Penggunakaan
awalan, akhiran dan sisipan
5. Penyusunan
kata/kalimat baru yang lain
e. Membaca Indah (Estis)
Pokok masalah dalam membaca indah ialah cara membaca yang
menggambarkan penghayatan keindahan dan keharuan yang terdapat pada bacaan.
Dengan membaca indah siswa digugah rasa estetiknya untuk terus diasah. Dalam
kurikulu 2004 membaca indah dikaitkan dengan apresepsiasi sastra. Di sekolah
dasar biasanya membaca indah bersuara, misalnya membaca puisi.
Langkah-langkah yan dilakukan dalam membaca indah
1. Diberi tugas
membaca dalam hati suatu bacaan; untuk dapat memahami isi bacaan dan siswa
menghayati isi bacaan dan memiliki persiapan pengungkapan diri pada waktu
membaca indah.
2. Pertanyaan
ringan diajukan untuk mengetahui atau menyeragamkan pemahaman siswa terhadap
bacaan yang disajikan
3. Bersama siswa
dibahas kesukaran bahasa yang ada agar tidak mengganggu pemahaman.
4. Guru memberikan
contoh membaca yang baik, siswa ditugaskan menandai bacaan yang perlu dibaca
dengan suara lemah, kuat, atau cepat dan lambat.
5. Siswa diberi
kesempatan untuk membaca bacaan tersebut dengan ekspresi yang tepat.
f. Membaca Bebas
Tujuan membaca bebas ini ialah untuk menumbuhkan kegemaran
membaca dan menambah pengetahuan. Di samping itku membaca juga merupakan
rekreasi. Latihan membaca bebas pada hakekatnya bertujuan untuk menanamkan
kegiasaan membaca. Degnan membaca bebas ini siswa dimotivasi untuk memanfaatkan
waktu luangnya dengan membaca.
Guru dapat mengontrol membaca bebas ini dengan menugaskan
siswa menuliskan lapoaran dari buku yang telah dibaca, misalnya dengan
menuliskan ringkasa isi atau pesan dari buku tersebut, kesimpulan dari bacaan
tersebut, sdb.
3. CARA PENILAIAN
MEMBACA
Salah satu kegiatan yhang ikut menentukan keberhasilan
belajar mengajar ialah penilaian, baik yang menyangkut penilaian program,
kegiatan, dan hasil proses belajar mengajar. Lingkup kegiatan ini amat luas
karena itu pada kesempatan ini perhatian dipusatkan pada penilaian terhadap
kemajuan anak dalam PBM, terutama penilaian pelajaran membaca.
Sebagai pelaksanaan kegiatan pelajaran membaca di kelas III
sampai kelas VI sekolah dasar penilaian tentu sangat berkaitan dengan tiap-tiap
jenis teknik membaca.
a. Membaca teknis
Dalam membaca teknis yang dinilai ialah:
1. Ketepatan ucapan
atau lafal
2. Ketepatan nada,
irama, lagu, dan intonasi kalimat sebagai pemakaian bahasa dalam kehidupan
sihari-hari
3. Kelancaran siswa
dalam membaca.
b. Membaca dalam hati
Hal-hal yang harus diperhatikan ialah:
1. Kemampuan siswa
menangkap isi wacana, baik yang tersurat maupun yang tersirant.
2. Kemampuan
menceritakan kembali isi wacana dengan bahasanya sendri
3. Kemampuan
menemukan pikiran pokok setiap paragraph
4. Kemampuan
menemkan idea tau pengertian pokok wacana
5. Kemampuan
menjawab pertanyaan dengan lengkap
6. Kemampuan
mengatasi kebiasaan tidak efisien atau cacat dalam membaca.
c. Membaca bahasa
Hal-hal yang dinilai berkaitan dengan unsure-unsur kebebasan
yang diperlukan dalam membaca.
1. Ketepatan
pemakaian kata, stuktur kalimat, dan penyusunan paragaraf
2. Pemakaian ejaan
yang benar
3. Pemakaian tanda
baca yang tepat.
d. Membaca indah
Hal-hal yang dinilai meliputi
1. Pemahaman
terhadap wacana
2. Ketepatan ucapan
atau lafal, nada, irama, lagu kalimat
3. Kuat dan lemah,
keras atau lambat suara
4. Pengahayatan dan
penjiwaan
5. Penampilan atau
ekspresi pada waktu membaca.
e. Membaca bebas
Penilaian terhadap membaca bebas hendaknya bersifat mendorong
pribadi siswa/kelas dalam menumbuhkan kegemaran membaca. Guru memberikan
tugas-tugas yang dapat memberikan gambaran keaktifan, ketelitian, dan kerajinan
siswa. Yang dinilai antar lain hasil laporan bacaan, rangkuman isi wacana,
hasil diskusi kelompok mengenai buku atau wacana yang dibaca, dan sebagainya.
Dalam setiap jenis membaca, guru hendaknya telah mempunyai
skala penilaian berdasarkan materi yang akan dinilai. Hai ini untuk memperkecil
perasaan guru ikut dalam menilai, misalnya rasa suka/tidak suka sehingga
menimbulkan kesan piklih kasih. Sebagai contoh saja, skala penilaian dalam
menilai membaca teknis:
Ketepatan ucapan atau lafal
Ketepatan nada, irama, lagu, dan intonasi kalimat = 3
Kewajaran nada, irama, lagu, dan intonasi kalimat = 3
Sebagai pemakaian bahasa dalam kehiupan sehari-hari = 4 +
Jumlah = 10
4. UPAYA UNTUK
MENINGKATKAN MINAT BACA
Kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan minat dan kebiasaan
membaca antara lain:
1. Penyelenggaraan
jam-jam cerita di perpustakaan sekolah
2. Pemberian tugas
membaca
3. Peberian tugas
pembuatan abstraksi
4. Pemotivasian
penyelenggaraan majalah dinding
5. Penyelenggaraan
pameran buku yang dikaitkan dengan perngatan hari-hari besar nasional dan agama
6. Penyelenggaraan
lomba pembuatan kliping
7. Pemotivasian
penerbitan majalah atau bulletin sekolah
8. Pemberian
bimbiangan teknis membaca
9. Dari semua
kegiatan yang dilaksanakan diatas, tidak aka nada artinya kalau tidak didukung
oleh para guru. Guru mempunyai peranan penting untuk meningkatkan minat baca
siswanya.
C. SIMPULAN
Kemampuan dan ketrampilan membaca merupakan dasar bagi
pengembangan kemampuan lain yang lebih tinggi. Karena itu pengajaran membaca
disekolah dasar harus dilaksanakn dengan penuh kesungguhan sehingga member
manfaat bagi siswa dalam pengembangan kemampuan dan ketrampilan lain.
Kesabaran dan ketelatenan guru dalam membimbing,
mengarahkan, an melatih siswa sangan berperan dalam mendorong siswa untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
Dengan diketahuinya teknik-teknik membac, langkah-langkah
pelaksanaan, dan upaya untuk meningkatkan minat baca, maka diharapkan guru
dapat mengambil perannya sebagai pendidik yang mendorong siswanya untuk gemar
membaca.